Ulang
tahun yang ke 20 ini benar-benar “sesuatu” buat saya, karena ada satu kejutan
yang tidak akan pernah saya lupakan yang pada awalnya saya fikir mereka memang
lupa akan hari ulang tahun saya.
Hari
itu hari sabtu, saya ada kuis di praktikum Manajemen Keuangan 2. Saya sudah
belajar dari malam harinya dan dilanjut belajar pada pagi hari karena praktikum
dimulai pukul 09.30. Tapi proses belajarpun tersendat, dan yang semula saya
hafal semua materi tiba-tiba saja semua itu buyar. Penyebabnya hanya satu yaitu
ulah Arief Rachman Maulana alias si Jore.
Sudah
direncanakan dari awal bahwa pada hari itu dia akan ke Depok (karena doi kuliah
di Bandung, jadi harus ada perencanaan yang mantap jika memang dia akan menemui
saya di Depok, yaa maklum lah LDR, kalo mau ketemu jangan samapai ada jadwal
yang bentrok). Setiap belajar, saya harus ditemani saya review dari awal. Dan
saya hanya nyaman ditemani oleh dia. Ketika semua materi saya rasa sudah
memenuhi otak saya, saya harus segera me-review nya dari awal agar tambah
mantap, namanya juga menghafal, karena tidak semua materi adalah hitungan
banyak teorinya juga. Pukul 07.00 saya meminta dia menelpon saya, karena pada
rencana yang sudah dibicarakan sebelumnya dia akan berangkat ke Depok pukul
08.00, jadi bila saya me-review materi dari awal, pukul 08.00 adalah timing yang pas, ketika saya selesai
me-review dia pun bisa berangkat menuju Depok. Tetapi dia tak ada menelpon
saya, pesan singkat saya pun tidak dibalasnya. Akhirnya saya yang menghubungi
dia, tapi tenyata tak ada jawaban. Yang ada di fikiran saya saat itu mungkin
dia ketiduran lagi, tapi terasa sangat janggal, karena dia tidak pernah se ‘kebo’
ini bila memang ketiduran, jika ponselnya bergetar sedikit saja dia pasti
langsung bangun. Saya pun terus-terusan menghubunginya, sampai akhirnya saya
kesal sendiri, kenapa? Karena saya paling tidak suka jika orang yang saya
sayang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Sebenarnya sudah terlintas di fikiran
saya jika dia sedang berusaha mengerjai saya, mungkin ingin membuat saya marah,
mengingat ini adalah hari ulang tahun saya. Tapi tetap saja saya tidak suka,
karena ini bukanlah waktu yang pas untuk mengerjai saya. Dan jika saya sudah
kesal, otomatis otak saya kian memanas dan materi yang sudah saya pelajari dari
malam pun lambat-laun berhamburan. Tanpa fikir panjang lagi saya bergegas mandi
dan ingin cepat-cepat sampai di kampus, kenapa? Saya berharap bisa me-review
materi bersama teman-teman saya.
Sebenarnya
masih ada satu orang lagi yang bisa menemani saya, yaitu Trias Ulan Nuari.
Tetapi dia tampaknya belum bangun pagi itu, karena belum ada pesan singkat yang
masuk ke ponsel saya dari dia.
Pukul
09.00 saya sudah di depan lab tempat saya kuis praktikum, kebetulan si Emak
sudah datang juga (Emak, begitulah saya memanggilnya sejak semester awal adalah
Linda Susillowati, teman saya yang sejak saya masuk kuliah kami selalu bersama.
Sekelas di EB04 saat semester 1 dan 2, satu daerah kosan di jalan Kapuk, dan
kini kami sekelas lagi di 2EB01 dan satu daerah kosan lagi di Kelapa Dua).
Melihat dia datang, saya langsung menyuruh dia duduk disampin saya dan saya pun
langsung memberikan dia berbagai macam pertanyaan seputar materi Manajemen
Keuangan 2. Sebenarnya dia ini buka tipe-tipe orang yang bisa belajar dengan
cara ‘listening’. Dia paling tidak bisa belajar sambil diucapkan, jadi materi
harus benar-benar dibaca dalam hati. Dan saya sebagai temannya adalah kebalikannya,
saya paling tidak bisa belajar dalam hati. Setiap saya hafal sesuatu saya harus
mengucapkannya supaya ucapan itu terngiang-ngiang terus di fikiran saya. Tapi
semenjak mengenal saya, dia jadi banyak berubah, dia sudah mulai bisa belajar
bareng saya yang seharusnya kami tidak bisa belajar bareng karena berbeda
kebiasaan (hehe). Alhamdulillaaaah semua materi akhirnya rampung kembali di
otak saya setelah di-review si Emak. Masih ada waktu kurang lebih 5 menit lagi
sebelum mulai kuis. Saya pun sedikit curhat ke dia seputar si Jore.
“Mak,
gue sebel banget sama Si Jore! Masa dia pagi ini tiba-tiba ilang?! Gue SMS gak
di bales, gue telpon gak diangkat, maunya apa sih tu anak? Grrrrrrrrr”, kataku
sambil terus-terusan menghubungi si Arief Jore. Linda hanya tertawa dan
menyuruh saya untuk bersabar mungkin si Jore sedang inilah-itulah. Tiba-tiba
ada 1 pesan singkat masuk ke ponsel saya, ternyata itu dari Jore yag bilang
bahwa dia ketiduran dan saya sementara jangan dulu mengubunginya, saya langsung
naik pitam dan memaki-maki ponsel saya seperti orang gila dan lagi-lagi si Emak
hanya tertawa melihatnya.
Pukul
09.30 sudah tiba, kami semua masuk lab untuk memulai kuis. Kursi keberuntungan
saya pun sudah menanti (kursi di baris kiri jajaran ketiga), wish me luck, God.
Please ..